Duhai Mujahid-Mujahid di jalan Allah, dengan semangat
membara, jiwa muda dan asa yang tak pernah pupus. Segala daya dan kekuatan
hanya milik ALLAH SWT.
Pernahkah
kita merenungkan Akhi wal Ukhti fillah masa muda adalah saat dimana kesempatan
beramal terbuka lebar. Karena di usia muda kita di berikan kekuatan oleh Allah,
dan sebelum kekuatan itu dicabut perlahan-lahan seiring dengan datangnya usia
senja, mari kita gunakan waktu yang kita miliki, dengan sebaik-baiknya.
Hidup
laksana perputaran bumi. Siang dan malam datang silih berganti, setiap jiwa
yang hidup pun akan menemui ajalnya tanpa dapat kita meminta penangguhan waktu.
Lalu sampai kapan kita mengulur-ulur waktu untuk berubah, untuk bertaubat, dan
sadar bahwa ALLAH telah mempersiapkan surga yang kau inginkan dengan segala
kenikmatan Abadi. Tidakkah kau menginginkan itu saudaraku?,
Namun
Akhi wal Ukhti fillah dalam beramal kita pun harus, meluruskan niat kita hanya
karena Allah. Kita harus berhati- hati dengan penyakit hati yang kadang tanpa
kita sadari telah merasuk ke dalam hati kita.
Pernahkah kalian merasa sombong ketika mendapatkan
kemenangan?
Pernahkah kalian ingin di puji ketika kalian berjasa?
Dan pernahkah kalian merasa iri ketika temanmu lebih-lebih
darimu?
Mungkin kalian pernah merasakan hal seperti itu, akupun
demikian. Namun bro & sis kita adalah saudara, jadi kita harus saling
mengingatkan dalam kebaikan, bukan?
Bro and sis ada beberapa macam penyakit hati di antaranya
HASUD, RIYA,dan UJUB. Penyakit ujub dan
takabur tak akan bisa lepas begitu saja dari dalam hati, kecuali bila engkau
menyadari bahwa yag besar adalah besar menurut pandangan ALLAH. Padahal
penilaian ini adalah rahasia, hanya Allah lah yang tahu.
Dalam kenyataan semua makhluk Allah tidak mengetahui tentang
nasib dirinya di akhir hayatnya, apakah ia mati dengan membawa iman atau
tidak?. Dengan demikian, adanya kekhawatiran terhadap nasibmu di akhir hayatmu,
akan bisa menghilangkan penyakit ujub dan takabur yg bercongkol dalam hatimu.
Ketrahuilah!
Allah adalah Dzat Yang membalik setiap hati, Dia-lah Dzat Yang memberi petunjuk
dan yang menyesatkan kepada setiap orang yang ia kehendaki.
Banyak
hadist yang membicarakan tentang hasud, takabur, riya dan ujub. Sebagai
perenungan coba perhatikanlah hadist berikut:
“ Diriwayatkan oleh ibnu Mubarak dengan isnadnya dari
seorang lelaki(Khalid bin Ma’dan) ia berkata kepada Mu’adz: wahai Mu’adz,
ceritakan kepadaku sebuah hadits yang pernah engkau dengar dari Rasulullah
saw”. Orang itu menangis , sehingga aku menduga Mu’adz tidak bisa berhenti dari
menangisnya.
Setelah Mu’adz berhenti dari menangisnya, ia lantas berkata:
“ Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda kepadaku: wahai Mu’adz aku beri kepadamu
hadits ini jika engkau bisa memelihara engkau akan memperoleh kebahagiaan di
sisi Allah, sebaliknya jika engkau menyia-nyiakan dan tidak bisa menjaganya,
maka di hari kiamat nanti hujjahmu akan gugur tiada guna di sisi Allah.
Wahai Mu’adz sesungguh ya Allah maha tinggi yang menciptakan
tujuh malaikat sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Ketuju malaikat
tersebut diberi tugas oleh Allahuntuk menjaga langit dari setiap tingkatan.
Pada saat malaikat Hafdzah menyampaikan hasil amal kebajikan hamba tersebut
tampak bersinar terangf, sampai pancaran sinarnya bagaikan sinar matahari.
Ketika malaikat Hafadzah membawa naik amal hamba ini ke
langit dunia, para malaikat banyak memujinya dan melipat gandakan pahala
amalnya. Sesampainya malaikat Hafzah ke langit dunia, ia dihentikan oleh
malaikat yang menjaga langit pertama, seraya berkata kepada malaikat Hafadzah:
pukulah amal ini di hadapan pelakunya, aku adlah malaikat yang mengawasi
perbuatan fitnah(dan suka membicarakan keburukan orang lain), tuhanku telah
memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amal perbuatan orang yang suka
menggunjung orang lain’ lewat didepanku sampai kepada selain aku”.
Kemudian
malaikat Hafadzah dengan membawa amal shalih yang dilakukan seorang hamba, para
malaikat banyak yang memujinya dan melipatgandakan pahalanya. Tatkala malaikat
Hafadzah yang membawa amal ini sampai di langit ke dua, ia dihentikan
langkahnya oleh malaikat yang menjaga kedua, seraya berkata kepadanya.:
pukullah amal ini dihadapan pelakunya, kerena dia beramal shaleh intu untuk
kepentingan duniawi ya semata. Tuhanku telah memerintahkanku untuk tidak
membiarkan amal perbuatan orang ini lewat dihadapanku, karena ia melakukan
kesombongan dengan amalnya itu dihadapan orang banyak. Akulah malaikat yang
menjaga dan mengawasi ketakaburan”.
Nabi saw
melanjutkan sabdanya:” malaikat Hafadzah naik lagi dengan membawa amalnya
seorang hamba yang berupa amal sedekah, shalat dan amalan puasa, karena
kebagusan amal ini sehingga bersinar terang sampai malaikat Hafadzah ta’jub
oleh kebagusan amal yang dibawanya.
Ketika ia sudah sampai di langit ketiga, langkah malaikat
Hafadzah ini dihentikan oleh malaikat yang menjaga langit ketiga, seraya
barkata kepadanya: “pukullah amal ini dihadapan pelakunya, aku adalah malaikat
yang mengawasi perbuatan takabbur, tuhanku telah memerintahkan aku agar tidak
membiarkan amalnya orang tersebut lewat
didepanku, karena dia sering melakukan kesombongan di hadapan orang banyak.”
Kemudian Nabi saw melanjutkan sabdanya: malaikat Hafadzah naik lagi dengan membawa
amalnya seorang hamba. Amal ini tampak jernih dan terang bagaikan bintang yang
memancar. Amalan hamba tersebut memiliki suara yang indah dari bacaan tasbih
akibat dari ketekunan dalam melakukan shalat,m puasa, haji dan umrah.
Ketika malaikat membawa amal ini sampai di langit keempat,
langkah malaikat Hafadzah dihentikan oleh malaikat yang menjaga langit
tersebut, seraya berkata kepadanya:”pikullah amal ini dihadapan pelakunya. Lakukanlah
pemukulan pada punggung dan peritnya. Sebab aku adalah malaikat yag menjaga
amalan ujub, tuhanku telah memerintahkan aku agar tidak membiarkan amalnya
lewat didepanku, karena orang ini setiap kali melakukan amal kebajikan
semata-mata dimaksudkan untuk memperbesar kebanggaan dirinya dihadapan orang
banyak.
Nabi saw bersabda:” Malaikat Hafadzah naik lagi dengan mambawa
amal seorang hamba hingga mencapai langit kelima. Amal itu bagaikan sepasang
pengantin baru yang duduk di pelaminan. Ketika sampai ke langit kelima,
langkahnya dihentikan oleh malaikat yang menjaga langit itu, seraya berkata
kepadanya: “ Pukullah amal ini dihadapan pelakunya dan bebankan di atas
pundaknya. Aku adalah malaikat yang mengawasi perasaan hasud. Karena orang ini
hatinya kotor, selalu iri hati terhadap orang yang menuntut ilmu. Jika ia
melewati orang lain yang memiliki keutamaan dan fadhilah dalam beribadah ia
merasa dengki padanya, serta berusaha sekuat tenaga untuk menjatuhkannya. Oleh karena
itu, aku diperintahkan oleh tuhanku agar tidak membiarkan amalan orang semacam
ini lewat didepanku”.
Nabin saw
melanjutkan sabdanya:” Malaikat Hafadzah naik ke langit dengan membawa amalnya
seorang hamba yang bersinar terang bagaikan senar bulan purnama, amalan ini
berasal dari ketekunannya melakukan sholat, memberikan zakat, menunaikan ibadah
haji, umrah, berjihad dan puasa. Sesampainya di langit ke enam langkahnya
dihentikan oleh malaikat penjaga langit tersebut, seraya berkata kepadanya: “pukullah
amal ini dihadapan pelakunya, karena orang yang berbuat amal ini tidak punya
rasa belas kasihan sedikitpun terhadap orang lain dari para hamba Allah yang
tertimpa musibah atau bencana. Aku adalah malaikat Rahmat yang telah
diperintahkan oleh tuhanku agar tidak membiarkan amalan orang tersebut lewat
didepanku.
Nabi
saw melanjutkan sabdanya: “ malaikat Hafadzah naik ke langit dengan membawa
amalan seorang hamba dari bentuk amalan shalat, puasa, nafaqah, jihad dan
melakukan wira’i. Amal itu bersuara gemuruh seperti gemuruhnya suara lemah
serta bercahaya bagaikan sinar surya, amal ini jugqa dikawal oleh 3000
malaikat. Ketika malaikat Hafadzah sampai dilangit ketujuh, langhahnya
dihentikan oleh malaikat yang menjaga langit itu seraya berkata kepadanya: “Pukulah
amal ini seraya berkata kepadanya:” pukullah amal ini didepan pelakunyadengan
memukul anggota badanya dan siksalah hatinya akibat dari amalnya itu. Sesungguhnya
aku akan menghalangi setiap amalan yang ditolak agar tidak sampai kepada
tuhanku,aaku telah mengetahui bahwa orang yang beramal ini tidak karena Allah,
dia menghendaki dengan amalnya itu untuk memperoleh derajat yang tinggi didekat
para Fuqaha’, menjadi bahan perbincangan dikalangan para ulama. Serta ingin
namanya terkenal di tengah-tengah masyarakat umum.
Tuhanku telah memerintahkan aku agar tidak membiarkan amalan
orang seperti ini lewat didepanku. Setiap amal tanpa didasari karena Allah
dengan ikhlas adalah ria.
Nabi
saw melanjutkan sabdanya: “malaikat Hafadzah naik lagi ke langit dengan membawa
amak seorang hamba dari bentuk amalan sholat,zakat,puasa, haji, umrah, berbudi
pekerti yang baik, berdiam(tidak membicarakan hal-hal yang munkar dan di benci
agama), selalu berdzikir kepada Allah. Amal ini naik diiringi oleh beberapa
malaikat sampai langit ketujuh dan dapat melalui seluruh tabir yang
merinanginya hingga sampai kehadirat Allah, para malaikat juga menyaksikan
bahwa orang yang melakukan amal shalih ini ikhlas karena Allah.
Setelah
mendengar itu, Mu’adz menangis tersedu-sedu seraya berkata kepada Nabi saw:” Ya
Rasulullah, engkau adalah utusan Allah aedangkan diriku adalah Mu’adz seorang
hamba biasa, bagaimana caranya agar diriku bisa ikhlas dan selamat dari
sifat-sifat yang tercela?
Nabi
saw bersabda: “ikutilah aku, sekalipun dalam amalmu itu berkurang, wahai Mu’adz,
-
Peliharalah lisanmu dari menggunjing teman-temanmu terutama
orang yang hafal Al-quran. Tanggunglah sendiri seluruh dosa-dosamu jangan
engkau pikulkan terhadap orang lain
-
Jangan memandang dirimu lebih suci, sedangkan orang lain
engkau nilai rendah dan hina. Jangan meninggikan dirimu sendiri dan meremehkan
orang lain.
-
Jangan pamer atau riya’ dengan amalan kebajikanmu.
-
Jangan membanggakan diri daolam majlis pergaulanmu, sehingga
orang lain merasa takut dan khawatir yang diakibatkan oleh keburukan budi
pekrtimu.
-
Jangan engkau berbisik-bisik dengan seseorang sedangkan
disekitarmu masih ada orang lain
-
Jangan menyombongkan diri dihadapan orang banyak, karena
akibatnya engkau akan kehilangan keuntungan dan kebaikan dunia dan akhirat.
-
Jangan menggunakan lidahmu untuk mencaci dan menyakiti orang
lain.
Aku bertanya lagi:” Ya Rasulullah, siapa orang yang bisa
melaksanakan dari nasihat-nasihat ini? Dan siapakah orang yang selamat dari
penyiksaan neraka?”
Beliau
menjawab: “ Wahai Mu’adz, sesungguhnya hal itu sangat mudah bagi setiap orang
yang diberi kemudahan oleh Allah untuk melaksanakannya. Cukuplah bagimu mencintai
orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri, dan membenci orang lain
sebagaimana engkau membenci untuk kepentingan dirimu sendiri. Dengan melaksanakan
hal ini, wahai Mu’adz, dirimu akan selamat”.
Sebab Amal Tidak Sampai ke Hadirat ALLAH. Renungkan!!!
Reviewed by henipratiwi88
on
00:57:00
Rating:
Salam,
ReplyDeleteSaya minta izin untuk repost ya mba
Thanks
Wa'alaikumsallam warahmatullah.
Deleteiya sama-sama, silahkan.