Pagi tadi bumi itu begitu sejuk. Mungkin karena kekasihnya telah kembali. menyemai tunas-tunas harapan. Tunas-tunas kehidupan, yang kan menguatkannya untuk hari-hari yang akan datang.
Apakah aku harus belajar tentang kesabaran. Seperti bumi yang menanti kedatangan hujan, meski harus menggurkan daun-daunnya. meski bertahan di tengah kegersangan. Namun satu yang pasti, seluruhnya akan tergantikan dengan tetes air, seperti tetesan cinta yang jatuh tepat di kedalaman jiwa.
atau apakah aku harus belajar lagi tentang ikhlas. Seperti ku melihat oase di tengah tandus dan gersangnya gurun. Seperti fatamorgana, yang seperti tampak nyata namun itu hanya sebuah bayang-bayang semu.
Aku mengerti bahwa hidup ini tak ada yang pasti. Aku mengerti bahwa segala sesuatu bahkan bisa berbalik arah dalam sekejap,dan aku sangat mengerti itu. Aku juga sudah berusaha untuk dapat berharap dan juga secepatnya untuk dapat mengikhlaskan segala sesuatunya, karna hati memang dituntut fleksibel dalam menghadapi seluruh situasi yang kadang tak terduga.
Namun, aku tidak bisa jika kau diam. Aku tidak bisa jika tiba-tiba kau datang lalu kini seakan kau membiarkannya begitu saja. Lalu apa maksudnya? Apakah kau membiarkanku dalam tanda tanya?
Bicaralah, apa saja. tak usah kau fikirkan akan terjadi sesuatu, yakinlah bahwa aku adalah orang yang paling mengerti. Walau mungkin aku tak sepeka seperti yang kau harapkan, yang bahkan kau tak berbisik pun aku telah dapat menangkap maksudmu. dan mungkin jika kau merasa aku seolah tak memperhatikanmu, namun kau pun tau tabiat wanita yaitu seseorang yang pemalu.
Bicaralah
Reviewed by henipratiwi88
on
06:36:00
Rating:
No comments: