Apakah kau tau, dimanakah kau bisa melihat surga, begitu
dekat, begitu lekat?, dan disitulah suega itu akan semakin dekat, dekat dan
semakin dekat, hanya dengan kau berbakti padanya, yaitu dia Ibumu.
Sekarang, apa yang menjadi permasalahanmu, sehingga kamu
tidak berbakti padanya? Hingga engkau menjadi anak yang membandel, selalu
menentang, dan kata-katamu sangat jauh dari kelembutan. Sekarang apa yang
menjadi masalahmu duhai ananda?
Ya. Mungkin kamu punya banyak alasan
-ibuku tidak peduli padaku, jadi kenapa aku harus peduli
padanya, dia galak, dia crewet & bla… bla.. bla..
-Dia bahkan tidak mencukupi kebutuhanku, dia pelit,
perhitungan pada anaknya sendiri..
Dan masih banyak lagi sangkalan yang menjadi alas an untuk
mu tidak berbakti pada ibu.
Tapi ananda.. kita akan membicarakan langsung pada hatimu,,
Sekarang tanyakan pada kedalaman hatimu…
Sudahkah hatimu ridho terhadap Allah, Tuhanmu?
Sudahkah hatimu ridho terhadap Islam, Agamamu?
Sudahkah hatimu ridho terhadap Ibu dan bapakmu?
Jika hatimu ridho, kamu pun harus ridho terhadap takdirnya.
Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa Ia meletakkan kemuliaan
pada sosok seorang Ibu.
Ibu yang mengandung dengan susah payah, dengan lemah yang
kian bulan kian bertambah. Sudah menjadi ketetapan Allah yang jika seorang Ibu
meninggal dalam melahirkan anaknya, Ia termasuk golongan yang syahid di jalan
Allah. Dan sudah menjadi ketetapan Allah bahwa Ia meletakkan surga di telapak
kaki Ibu. Dan itu sudah menjadi ketetapan_Nya,bahwa Ia meletakkan ridho_Nya di
atas ridho ibu. Memang telah menjadi ketetapan_Nya bahwa Ia menyandangkan
kemuliaan pada sosok seorang Ibu.
Tapi di zaman ini nyatanya memang banyak anak yang tidak
memuliakan seorang Ibu, dia tahu bahwa surga ada di telapak kaki ibu, namun ia
tidak menyadari , bahkan ketika Ibumu ada di depanmu, ketika dia masih ada di
dekatmu, apa yang telah kamu lakukan untuknya. Sejauh mana usahamu untuk meraih
surga yang begitu dekat?.
Ketika kamu kecil, kamu sering sekali merepotkannya, rewel
minta dibelikan ini itu. Ketika kamu menginjak remaja, kamu justru lebih
memperhatikan pacarmu, memberikan hadiah special untuk pacarmu, sms telfonan
dengan pacarmu, kamu justru mengabaikan Ibumu, Ibumu yang seharusnya kamu
perhatikan dan kamu doakan. Bahkan ketika kamu telah dewasa kamu akan
disibukkan dengan rumah tanggamu, kamu pun harus berbakti pada suamimu dan juga
mengurus anak-anakmu, lalu tanpa disadari kamu pun lupa berbakti pada Ibumu.
Ya, saudaraku semoga kita dapat saling mengingatkan, agar
kita tidak luput dan tidak hilaf. Agar kita selalu memuliakannya. Dan agar kita
tidak menyesalinya ketika semuanya telah tiada…
Di dalam Al-qur’an telah dijelaskan tentang seharusnya kita
bersikap terhadap Ibu, seorang yang begitu Allah muliakan.
Allah melanjutkan firman-Nya,
“Dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-Isra': 23) Yakni
ucapan yang lemah lembut.
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’ (AI-Isra':24)
Allah Ta’ala berfirman, “Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah engkau akan kembali.” (Luqman:
14)
Seperti yang telah dijelaskan pada ayat diatas. Ananda
semoga kita tidak pernak luput, bahwa kita harus merendahkan diri kita terhadap
Ibu Bapak kita dengan penuh kasih sayang selain itu juga kita harus bersyukur
terhadap ibu & bapak kita. Pertanyaan kita, sudahkah kita sesuai dengan
pribadi qur’ani di atas. Sudahkah kau bersyukur terhadap ibu bapakmu. Ananda
kita memang tidak dapat memesan bahwa kita ingin terlahir dari orang tua yang
begitu baik, begitu kaya. Segalanya terjadi atas kehendak tuhan tanpa campur
tangan manusia, begitupun seorang ibu meskipun ia yg mengandungmu, ia pun tak
dapat menentukan kapan kelahiranmu, seperti apa kamu dan bentukmu, ibumu hanya
dapat menjagamu, mendoakanmu agar kamu lahir dengan sehat dan juga selamat.
Oleh sebab itu seperti yang telah diterangkan pada ayat di atas Ananda harus
selalu bersyukur terhadap ibu Bapakmu, seperti apapun perwatakannya, seperti
apapun keadaanmu terlahir, mungkin dari kondisi ekonomi yang kekurangan hingga
ia tak sanggup menyekolahkanmu, janganlah kamu menyesalkan itu, janganlah kamu
iri terhadap mereka yang terlahir dengan kedua orang tua yang kaya, atau apalah
sejenisnya, tapi bersyukurlah terhadap apa yang diberikan Tuhanmu, muliakanlah
ia’ Ibu dan Bapakmu, karena ada balasan atas segala cintamu terhadapnya, atas
segala baktimu terhadapnya, yaitu surga. Ia, surga yang begitu dekat yang telah
Allah letakkan di telapak kaki ibu. Itulah buah dari kesabaranmu, dan cinta
tulusmu..
Allah ta’ala berfirman, “Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya.”
(Al-Isra': 23) Berbuat baik kepada kedua orang tuamu artinya, memberikan bakti
dan kasih sayang kepada keduanya.
“Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan: ‘Ah..’ (AI-Isra': 23)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma
berkata, “Ada tiga ayat yang diturunkan dan dikaitkan dengan tiga hal, tidak
diterima salah satunya jika tidak dengan yang dikaitkannya:
- Firman Allah Ta’ala, `Taatlah kepada Allah dan
taatlah kepada Rasul’. Maka barangsiapa taat kepada Allah namun tidak
taat kepada Rasul, ketaatannya tidak diterima.
- Firman Allah Ta’ala, `Dan dirikanlah shalat serta
tunaikan zakat’. Maka barangsiapa melakukan shalat namun tidak
mengeluarkan zakat, tidaklah diterima.
- Firman Allah Ta’ala, ‘Agar kamu bersyukur kepada-Ku
dan kepada kedua orang tuamu.’ Barangsiapa bersyukur kepada Allah
namun tidak bersyukur kepada kedua orang tua, tentu saja tidak diterima
hal itu. Oleh karena itulah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah
ada pada kemurkaan kedua orang tua. (Diriwayatkan Tirmidzi dari hadits
Abdullah bin Amr, hadits ini diperkuat oleh hadits Abu Hurairah).
Berikut adalah hadits yang berkaitan
dengan berbakti pada Ibu:
Dalam sebuah hadits disebutkan,
Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin
untuk jihad (fardhu kifayah). Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya, “Apakah bapak ibumu masih hidup?”O itu menjawab, “Ya.” Maka kata Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Hendaklah kamu berbakti kepada keduanya.” (HR.
Bukhari, Muslim)
Lihatlah bagaimana berbuat baik dan
memberikan pelayanan kepada kedua orang tua lebih diutamakan daripada jihad!
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Maukah aku beritahu kalian tentang dosa besar yang paling besar? Yakni
menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”
Lihatlah bagaimana Allah mengaitkan
antara menyakiti kedua orang tua, tidak adanya bakti kepada mereka dengan dosa
syirik kepadaNya.
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim juga, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak akan
masuk surga orang yang durhaka (kepada kedua orang tua), orang yang
menyebut-nyebut kebaikannya, dan yang kecanduan khamr.”
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda, “Jika Allah mengetahui sesuatu yang lebih hina dari ah’ niscaya Allah
akan melarangnya. Maka berbuatlah orang yang durhaka (kepada orang tua)
semaunya, pastilah ia tidak akan masuk surga. Dan berbuatlah orang yang
berbakti kepada orang tua semaunya, tidaklah ia masuk neraka”
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, “Allah melaknat orang yang durhaka kepada orang tua, Beliau
bersabda lagi, Allah melaknat orang orang yang mencaci bapaknya. Allah melaknat
orang yang mencaci ibunya. (Diriwayatkan lbnu Hibban dalam shahihnya dari
hadits Ibnu Abbas). Beliau bersabda, Semua dosa ditunda (siksanya) oleh Allah
semau-Nya hingga hari Kiamat kecuali durhaka kepada orang tua. Sesungguhnya
dosa durhaka disegerakan (siksanya) bagi pelakunya” (Diriwayatkan Hakim dari
hadits Abu Bakar dengan sanad yang baik).
Yakni hukumannya di dunia sebelum
hari Kiamat.
Ka’abul Ahbar Rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya Allah menyegerakan kehancuran bagi seorang hamba jika ia durhaka
kepada orang tuanya. Kehancuran itu merupakan siksaan baginya. Dan sesungguhnya
Allah menambah umur orang yang berbakti kepada orang tua agar bertambah
pengabdian dan kebaikannya kepada mereka.”
Di antara bentuk pengabdian adalah
memberi nafkah kepada mereka di saat mereka membutuhkan. Seseorang datang
kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata, Wahai Rasulullah, ayahku
ingin merampas hartaku. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Kamu
dan hartamu untuk bapakmu”
Ka’abul Ahbar ditanya tentang
durhaka kepada orang tua, “Apakah itu?” Ia menjawab, “Yaitu jika ayah atau
ibunya menyumpahinya, ia tidak mempedulikannya. Jika mereka menyuruhnya, ia
tidak mentaatinya. Jika meminta sesuatu kepadanya, ia tidak memberinya. Dan
jika diberi amanat, ia mengkhianatinya”
lbnu Abbas radhiyallahu anhuma
ditanya tentang Ashabul-A’raf. Ia menjawab, Adapun A’raf, ia adalah sebuah
gunung di antara surga dan neraka. Dikatakan A’raf karena ia lebih tinggi
daripada surga dan neraka. Di sana terdapat pepohonan, buah-buahan, sungai, dan
mata air. Adapun orang-orang yang menempatinya, mereka yang dulunya pergi
berjihad tanpa izin dari ayah dan ibu mereka. Kemudian mereka terbunuh dalam
jihad itu dan kesertaannya dalam perang itu menghalanginya dari siksa neraka.
Sedangkan kedurhakaan kepada orang tua menghalanginya untuk masuk surga. Maka
mereka bertempat di Araf tersebut hingga Allah memutuskan urusan mereka.
Dalam kedua kitab Shahih
diriwayatkan, “Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak mendapatkan perlakuan
baik?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Ibumu.” Beliau
bertanya, “Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Ia bertanya lagi,
“Kemudian siapa lagi?” Ia menjawab, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, kemudian siapa?
Beliau menjawab, “Ayahmu. Kemudian yang paling dekat dan yang paling dekat.”
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu
berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada empat
orang yang Allah harus tidak memasukkan mereka ke dalam surga dan tidak mereka
mencicipi kenikmatannya: orang yang kecanduan terhadap khamr, pemakan riba,
orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim, dan orang yang durhaka
kepada kedua orang tua kecuali jika mereka telah bertaubat” (Diriwayatkan Hakim
dengan sanad shahih, namun Al-Mundziri mengatakan bahwa pada sanad hadits ini
terhadap Ibrahim bin Khaitsam yang haditsnya matruk, tertinggal dan tidak
diakui).
Seseorang datang kepada Abu Darda’
Radhiyallahu Anhu dan berkata, “Hai Abu Darda’, sesungguhnya aku menikahi
seorang wanita dan ibuku menyuruhku untuk menceraikannya.” Abu Darda’ berkata,
“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda. “Orang tua
adalah pintu tengahnya surga, jika kamu mau, hilangkan saja pintu atau
jagalah”.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, “Ada tiga doa yang terkabulkan dan tidak ada keraguan padanya:
doa orang yang didzalimi, doa orang yang bepergian, dan doa tidak baik orang
tua terhadap anaknya.” (Diriwayatkan Tirmidzi, Abu Dawud, dan Thabrani).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, “Seorang bibi berkedudukan sama dengan ibu.” Maksudnya dalam
rangka rasa bakti, kebajikan, kemuliaan, hubungan, dan kebaikan. (Diriwayatkan
Tirmidzi dan menilainya sebagai hadits shahih).
Dari Amr bin Murrah Al Juhani
berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku melaksanakan shalat lima
(waktu), aku berpuasa Ramadhan, menunaikan zakat, berhaji
ke Baitullah. Maka apa yang aku dapatkan?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam menjawab, “Barangsiapa melakukan hal itu ia bersama para nabi,
orang-orang jujur, para syuhada, dan orang-orang shalih. Kecuali jika ia
durhaka kepada orang tuanya.” (Diriwayatkan Ahmad dan Thabrani).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, “Allah melaknat kepada orang yang durhaka kepada orang tuanya”
Juga diceritakan dari Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda, “Pada malam ketika aku
diisra’ kan aku melihat beberapa kaum yang bergelantungan pada dahan-dahan dari
api. Aku bertanya, Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “Mereka
adalah orang-orang yang mencaci ayah dan ibu mereka di dunia”
Diriwayatkan bahwa barangsiapa
mencaci kedua orang tuanya akan didatangkan kepadanya di dalam kuburan bara
dari api sejumlah setiap titik air yang turun dari langit ke bumi. Juga
diriwayatkan bahwa jika seseorang durhaka kepada orang tuanya. Nanti setelah
dikubur, ia akan dihimpit kuburan itu hingga tulang-tulang rusuknya berhimpit.
Yang paling keras siksanya pada hari
Kiamat nanti tiga orang: Musyrik, pezina, dan yang durhaka kepada orang tua.
Seorang laki-laki dan perempuan
datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mereka bertengkar
tentang permasalahan anak mereka. Yang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah,
anakku ini keluar dari tulang rusukku.” Yang perempuan berkata, “Wahai
Rasulullah, ia membawanya dengan
ringan dan meletakkannya secara menyenangkan, sedangkan
aku mengandungnya susah dan melahirkannya pun susah, aku juga menyusuinya dua
tahun penuh.” Akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memutuskan anak
itu untuk ibunya.
***
Jangan Pernah luput. Dialah Pintu Surga yang Teramat Dekat Denganmu
Reviewed by henipratiwi88
on
06:16:00
Rating:
No comments: