Pada jaman dahulu kala, pengetahuan manusia mengenai alam semesta sangatlah
terbatas. Peralatan untuk meneliti angkasa tidaklah secanggih sekarang. Karenanya,
kadangkala manusia berpikir yang aneh-aneh tentang munculnya alam semesta.
Pendapat bahwa alam semesta itu ada dan selalu ada merupakan yang paling
“lucu”. Sebelum manusia memiliki teleskop dan peralatan lain untuk mengamati
angkasa, banyak yang mengatakan dengan sekehendak hatinya bahwa alam semesta
ini tak memiliki permulaan, namun telah ada dan akan terus ada selamanya.
Tentu saja itu tidak masuk akal! Rumah dan juga sekolahmu dibangun pada
suatu waktu tertentu. Bahkan tulisan yang sedang kamu baca ini pun ditulis pada
suatu waktu tertentu. Seperti halnya kamu, ibu dan ayahmu memiliki hari lahir.
Berarti segala sesuatu baik benda hidup maupun tidak, muncul pada waktu
tertentu. Pernyataan “alam semesta tidak memiliki asal mula, karena ia selalu
ada”, sangatlah menggelikan. Tak seorangpun mempercayai pernyataan tersebut
sekarang.
Kami akan memberimu sebuah contoh: suatu pagi kamu berjalan ke sekolah,
anggap kamu memalui jalan lain dan menemukan sebuah patung. Apa yang kamu
pikirkan? Tentu kamu akan berpikir, “seorang pemahat telah membuat patung
tersebut dan menaruhnya disitu,” benarkah demikian? Bagaimana kalau ada seorang
kawanmu yang berkata, ”Tidak, patung ini selalu ada di sini, tidak ada
seorangpun yang memahatnya.”? Mungkin kamu akan berkata padanya, “Jangan
bercanda! Setiap karya seni pasti ada yang membuat!” Iya kan?
Orang-orang yang menganggap bahwa alam semesta ini selalu ada memiliki
pikiran yang lebih menggelikan daripada kawanmu yang mengatakan bahwa patung
itu memang selalu ada di sana. Sebuah patung hanyalah batu yang dipahat,
sedangkan alam semesta memiliki banyak sekali benda-benda langit dan sistem
yang jauh lebih rumit dan ruwet daripada sebongkah batu.
Berkat penemuan astronomi, semakin jelas pula kesalahan pernyataan bahwa
alam semesta selalu ada. Penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa, sebagaimana
benda lainnya, alam semesta pun memiliki asal mula.
Orang pertama yang membuktikan bahwa alam semesta memiliki awal mula adalah
seorang astronom yang bernama Edwin Hubble. (Ingat ya, astronom adalah orang
yang mempelajari ruang angkasa, bintang, dan galaksi). Pada suatu hari di tahun
1929, dengan menggunakan teleskop berukuran raksasa, ia mendapati bahwa
bintang-bintang itu bergerak.
Gerakan mereka bukanlah pergerakan yang biasa. Bintang-bintang terus
menerus bergerak menjauhi kita. Selain itu, mereka juga bergerak saling menjauh
satu dengan lainnya. Bila segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta
bergerak saling menjauh satu sama lain berarti alam semesta terus-menerus
bertambah besar.
Belum genap seratus tahun manusia memahami hal tersebut. Sekarang, semua
ilmuwan sepakat bahwa bintang-bintang bergerak saling menjauh satu sama lain
sebagaimana mereka juga bergerak menjauhi bumi.
Pergerakan bintang-bintang tersebut memberikan informasi yang sangat
penting mengenai penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa bintang-bintang
saling menjauh satu dengan yang lainnya menunjukkan bahwa dahulu kala mereka
itu saling berdekatan. Menurut para ilmuwan, 15 milyar tahun yang lalu alam
semesta merupakan suatu titik tunggal sebesar ujung jarum. Alam semesta kita
ini muncul ketika titik kecil tadi meledak.
Sekarang ayo kita tuliskan apa saja yang telah kita ketahui:
Ø Bintang-bintang terus-menerus bergerak
Ø Bintang-bintang selalu bergerak menjauhi kita
Ø Jika kita dapat memutar mundur waktu, kita akan melihat
bahwa bintang-bintang tersebut akan terus saling mendekat. Hingga akhirnya seluruh alam semesta berkumpul dalam
suatu titik.
Jika kita lanjutkan terus, titik tersebut akan menghilang. Berarti alam
semesta muncul dari sesuatu yang tidak ada: Allah telah menciptakannya.
Mungkin kamu akan lebih memahami makna “ketiadaan” dengan menjawab tiga
pertanyaan sederhana berikut ini:
1.
Berapa usiamu
setahun yang lalu?
Kamu mungkin
menjawab “setahun lebih muda.”
2.
Jika kamu
menghitung mundur usiamu dari tahun ke tahun, umur berapa yang terakhir kamu
dapatkan?
Jawabanmu
pastilah “satu.” Setahun setelah kelahiranmu, kamu berusia satu tahun. Ketika
kamu dilahirkan tentunya kamu belum memilioki usia. Jadi bisa dianggap sebagai
“usia ke nol.”
3.
Pikirkan sejenak
tahun sebelum kamu dilahirkan! Berapa usiamu saat itu? Dimana kamu saat itu?
Seharusnya kamu jawab dengan mengatakan, “Aku tidak ada di sekitar itu.”
Kamu tidak ada sebelum ibumu hamil.
Jika kita juga memutar mundur waktu untuk badanmu, kamu akan tahu bahwa
badanmu pun akan hilang diakhir putaran waktu. Setiap kita kembali ke masa
lalu, badanmu akan mmengecil dan menjadi lebih kecil lagi, sampai akhirnya kamu
menjadi seorang bayi dalam rahim ibumu. Jika kita teruskan lagi, kamu akan
sampai pada saat di mana ibumu belum hamil.
Jadi, alam semesta tidak ada sebelum diciptakan oleh Allah. Jika kita
memutar mundur waktu, alam semesta akan menjadi lebih muda. Ia akan mengecil,
hingga berupa sebuah titik kecil tak berarti dan akhirnya lenyap. Semua itu
menandakan bahwa alam semesta telah “diciptakan.”
Sementara itu, ayo kita mengingat kembali kata “penciptaan” yang kita pakai
untuk menjelaskan munculnya sesuatu menjadi ada dari ketiadaan. Hanya Allah
yang mampu menjadikan sesuatu dari ketiadaan. Jadi, hanya Allah yang mampu
“menciptakan” sesuatu. Manusia juga mampu membuat suatu benda yang sebelumnya
tak ada. Misalnya, mereka bisa melukis suatu gambar. Mereka bisa membuat kapal.
Namun sebenarnya manusia dapat membuat sesuatu itu dengan menggunakan
bahan-bahan yang telah tersedia di bumi dan dengan mencontoh apa-apa saja yang
telah ada di bumi. Karena itu, kita tak bisa menyebutnya sebagai “penciptaan.”
Penciptaan adalah menjadikan sesuatu “ada” dari sesuatu yang “tiada” tanpa contoh
sebelumnya. Allah telah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini,
termasuk bumi, dari sesuatu yang tak ada.
Manusia mencontoh apa saja yang telah diciptakan Allah, bahkan ketika
manusia melukis sesuatu. Jika kamu diminta menggambar pemandangan diatas
kertas, apa yang akan kamu gambar? Tentunya kamu akan menggambar matahari,
gunung, pohon-pohon hijau, pelangi dan lautan. Bagaimanapun, pernahkah kamu
berpikir bahwa tak mungkin kamu menggambar sebatang pohon jika kamu belum
pernah melihatnya? Bayangkan tentang seseorang yang telah buta sejak lahir. Ia
hanya tahu bahwa matahari itu bulat dan terang, jika seseorang menjelaskan
kepadanya. Ia hanya akan memiliki gambaran tentang sesuatu jika ia melihatnya.
Anak-anak yang baik! Sebagaimana contoh-contoh yang telah diperlihatkan,
hanya Allah-lah yang memiliki kekuatan untuk menciptakan sesuatu tanpa contoh
sebelumnya. Alqur’an, Kitab Allah yang dikirimkan bagi seluruh umat manusia
sebagai pedoman, mengatakan pada kita:
Dialah Pencipta langit dan bumi … (QS. Al-An’am:101)
Sekarang, saatnya kita belajar, bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Kamu
harus bersungguh-sungguh mendengarkan bagaimana suatu peristiwa besar terjadi.
(Harun Yahya. Glory In The Heavens)
Ketika Alam Semesta Belum Ada!
Reviewed by henipratiwi88
on
20:57:00
Rating:

No comments: