Recent Posts

banner image

Recent Posts

3/recent/post-list

Jenis serta Persebaran Flora dan Fauna di Dunia

Menurut habitatnya, jenis serta persebaran flora dan fauna dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu jenis persebaran flora dan fauna di darat dan di air. Kelompok-kelompok inilah yang dikenal dengan bioma. Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu di permukaan bumi.

Adanya variasi bioma di permukaan bumi disebabkan oleh adanya variasi iklim. Pola iklim dipengaruhi oleh energi cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi.

Pengaruh sinar matahari pada atmosfer, tanah, udara, dan penguapan air merupakan faktor pembentukan variasi iklim pada daerah dengan lintang yang berbeda. Sinar akan banyak diterima pada lintang 23° LU dan 23,5° LS atau pada wilayah tropis sehingga wilayah tropis adalah wilayah yang paling banyak menerima cahaya matahari setiap tahunnya jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Perbedaan musiman cahaya matahari terus-menerus meningkat ke kutub. Kutub merupakan daerah yang paling sedikit menerima cahaya matahari.


Hal ini terjadi karena bumi berevolusi dan beredar mengelilingi matahari. Pada posisi bumi di ujung paling dekat dengan matahari, maka terjadilah penyinaran matahari dengan intensitas yang besar, dan sebaliknya apabila kedudukan matahari berada jauh dari bumi, terjadilah penyinaran matahari yang minim. Perhatikan gambar berikut.


Gambar 3. Peredaran bumi pada porosnya menyebabkan adanya pola persebaran Flora dan fauna. (Sumber: Biologi 3)
Iklim ditentukan oleh faktor letak geografis, intensitas cahaya matahari, ketinggian tempat dan letak lintang, serta aliran massa udara. Unsur-unsur iklim terdiri dari suhu, curah hujan, penyinaran, angin, dan kelembapan.


Gambar 4. Mekanisme pembentukan keanekaragaman ekosistem.

1. Suhu

Suhu mempunyai arti yang penting karena suhu menentukan kecepatan reaksi-reaksi dan kegiatan kimia dalam kehidupan. Perubahan suhu udara pada satu tempat dengan tempat lainnya bergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang. Perbedaan suhu karena perbedaan ketinggian jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan suhu karena perbedaan letak lintang. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu udara semakin rendah. Setiap ketinggian 100 m, suhu berubah sekitar 0,5° C - 1° C. Tumbuhan dan hewan sangat bergantung pada suhu. Tumbuhan dan hewan memiliki perbedaan adaptasi terhadap keadaan suhu. Ada tumbuhan dan hewan yang menyukai habitat yang panas dan ada tumbuhan dan hewan yang menyukai habitat yang dingin.

2. Curah Hujan

Air sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan untuk proses perkembangan dan metabolisme. Ketersediaan air di permukaan bumi menentukan jenis vegetasi. Semakin sedikit air, maka akan semakin banyak tumbuhan berjenis xeromorf (tumbuhan dengan sifat menghambat air), sedangkan untuk daerah yang mempunyai kecukupan air akan memiliki tumbuhan berjenis mesofita (tumbuhan yang membutuhkan kecukupan air). Air yang ada di permukaan bumi berasal dari hujan. Sebaran curah hujan di setiap tempat berbeda-beda. Hujan sepanjang tahun hanya terdapat di beberapa bagian tempat tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa, maka curah hujan semakin berkurang.

3. Cahaya

Cahaya diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis dan beberapa proses reproduksi. Cahaya pada suatu tempat ditentukan oleh lamanya penyinaran, kemiringan sinar matahari yang jatuh ke permukaan bumi, keadaan awan, dan keadaan permukaan bumi itu sendiri. Penyinaran di suatu tempat dengan tempat lainnya berpengaruh terhadap suhu. Penerimaan cahaya matahari sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat, disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari maupun secara musiman. Semakin lama suatu tempat disinari matahari, maka tempat itu akan semakin panas, contohnya di daerah tropis. Sedangkan jika suatu tempat hanya sedikit disinari matahari, maka tempat tersebut akan memiliki pemanasan yang lebih rendah. Tumbuhan memiliki adaptasi tertentu terhadap kedinginan dan kekeringan.

4. Angin

Angin mempunyai pengaruh langsung terhadap vegetasi, terutama dalam menumbangkan pohon-pohon atau dengan mematahkan dahan-dahan atau bagian lainnya. Angin mempunyai pengaruh yang sama terhadap tanah, biasanya bersifat mengeringkan, atau membawa udara yang lebih basah yang menurunkan transpirasi dan evaporasi, dan menyebabkan turunnya hujan. Udara mempercepat tumbuhan kehilangan air dengan membawa udara yang belum jenuh dengan air sehingga bersentuhan dengan daun-daun dan tunas-tunas yang masih muda. Secara mekanik angin juga dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah dan abrasi vegetasi melalui partikel-partikel yang dibawanya. Dan dari segi fisiologi, dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dengan mengganti udara yang basah dengan udara yang kering, dan akibatnya meningkatkan transpirasi.

5. Kelembapan

Kelembapan udara berbeda-beda karena temperatur di permukaan bumi berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian, dan waktu (pagi, siang, dan malam). Semakin ke utara atau ke selatan khatulistiwa, kelembapan udara semakin menurun. Kelembapan merupakan faktor dari curah hujan dan suhu yang menentukan ada atau tidaknya beberapa tumbuhan dan hewan dalam habitat tertentu. Perbedaan unsur-unsur iklim yang telah diterangkan di atas menyebabkan adanya keanekaragaman bioma. Berikut ini biomabioma yang ada di permukaan bumi.

1. Bioma di Darat

Di darat, jenis serta persebaran flora dan fauna terbagi menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

a. Bioma Gurun Pasir

Ciri-ciri Bioma gurun pasir adalah :
  1. Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan musiman, segera akan tumbuh jika hujan turun, umumnya relatif pendek, tetapi bijinya tahan lama; tumbuhan menahun, dengan ciri-ciri: berdaun kecil atau tidak berdaun, berakar panjang, batangnya mempunyai jaringan sehingga dapat menyimpan air, umumnya terdiri dari bermacam-macam kaktus.
  2. Jenis hewan umumnya bertubuh kecil, hidup di lubang-lubang, dan mencari mangsa pada malam/pagi hari. Contohnya kalajengking, ular, kadal, serangga, dan laba-laba. Gurun yang panas merupakan daerah-daerah dalam wilayah iklim tropis dan subtropis yang mempunyai curah hujan yang rendah. Curah hujan ratarata kurang 20 cm setiap tahun dan intensitas matahari yang tinggi. Gurun memiliki suhu permukaan 60°C selama siang hari. Gurun merupakan suatu daerah yang memiliki sifat tanah berupa batuan atau lempung, biasanya mudah pecah-pecah. Sering kali tanah menjadi berkerikil, berpasir, bergeluh atau berbatu, tetapi selalu bersifat kering. Bioma hutan gurun hanya dapat dihuni oleh tumbuhan dan hewan yang mempunyai adaptasi yang tepat terhadap lingkungan. Tumbuhan gurun beradaptasi dengan berbagai cara seperti memiliki daun yang kecil (berduri) dan mempunyai akar yang panjang. Dengan struktur seperti itu, tumbuhan dapat mengurangi penguapan dan mendapatkan air dari tempat yang dalam. Bioma gurun banyak ditemukan di Sahara Afrika, Gurun Gobi di Mongolia, dan di Australia.

Gambar 5. Bioma gurun pasir. (Wikipedia Commons)

b. Bioma Padang Rumput

Ciri-ciri bioma padang rumput adalah :
  1. Vegetasi yang hidup: di daerah basah (rumputnya dapat mencapai ketinggian 3 cm, misalnya Blustem dan Indian grasses), di daerah kering, (rumputnya pendek, misalnya Grama dan Buffalo grasses).
  2. Jenis hewan, yaituyang merupakan konsumen primer herbivora dan bertubuh besar, misalnya bison di Amerika, zebra di Afrika, serta kanguru di Australia; sebagai predator herbivora, seperti singa dan anjing liar; dan hewan jenis lain: ular, belalang, rodentina, dan bermacam-macam burung.
Padang rumput yang terdapat di daerah tropis dan subtropis biasanya berbentuk sabana yang terdiri dari pepohonan yang tersebar berjauhan. Padang rumput tropis berbeda dari padang rumput daerah iklim sedang
yang sering tidak berpohon, kecuali di sepanjang batang air. Yang penting bagi padang rumput adalah musim kemarau, kebakaran sering terjadi, dan pemakanan rumput oleh mamalia besar menyebabkan pencegahan pembentukan semak berkayu dan pohon-pohon. Kelangkaan pepohonan dan berlimpahnya rerumputan, ditambah dengan hujan dan kekeringan yang bersifat musiman menentukan jenis hewan di padang rumput. Hewan pepohonan jarang ditemukan. Walaupun ada, berjumlah sedikit dan terbatas pada belukar dan lahan hutan yang terpencil. Berlimpahnya dan keragaman rerumputan menyebabkan padang rumput merupakan tempat ideal untuk herbivora. Hewan Herbivora yang besar tidak mampu hidup terus-menerus sepanjang tahun dan harus berpindah-pindah selama musim panas untuk mendapatkan air atau mencari daerah yang baru. Herbivora yang lebih kecil harus beradaptasi dengan cara yang lain, seperti tidur selama masa musim dingin.


Gambar 6. Bioma padang rumput. (Wikipedia Commons)

c. Bioma Hutan Basah

Ciri-ciri bioma hutan basah (hutan hujan tropis) adalah :
  1. Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan berkayu, tingginya 20 - 40 m dengan cabang dan daun yang lebat, dan membentuk suatu tudung yang menyebabkan hutan menjadi gelap; tumbuhan perdu, rotan, tumbuhan epifit, dan higrofit.
  2. Jenis hewannya yaitu, yang hidup di atas tumbuhan, seperti kera, tupai, dan aneka burung; yang hidup di bawah, seperti babi, kucing hutan, dan lain-lain; hewan karnivora, seperti macan tutul di Asia/ Afrika dan jaguar di Amerika.
Bioma hutan basah merupakan jenis hutan yang paling subur. Bioma hutan basah terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar sepanjang tahun, serta mendapatkan sinar matahari yang cukup seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Australia Timur Laut. Pohon pada bioma ini dapat cepat dikenali dengan adanya kanopi pada bagian atas pohon. Kanopi seringkali rapat sehingga menyulitkan cahaya matahari untuk mencapai tanah yang ada di bawahnya, ketika kanopi terbuka maka akan banyak pohon atau tanaman merambat yang berkayu bersaing untuk mendapatkan sinar matahari.

Dalam hutan ini pohonnya tinggi-tinggi, dan umumnya berdaun lebar dan selalu hijau, memiliki berbagai jenis tanaman. Sering terdapat paku-paku pohon, tanaman merambat berkayu lianan yang sering dapat mencapai puncak pohon-pohon yang tinggi, dan epifit seperti paku-pakuan, anggrek, dan lain-lain. Hutan ini kaya akan jenis-jenis hewan invertebrata dan vertebrata.
Gambar 7. Bioma hutan hujan tropis (Wikipedia Commons)

d. Bioma Hutan Gugur

Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah :
  1. Vegetasi yang hidup yaitu tumbuhan tropis yang dapat beradaptasi dengan musim dan tumbuhan yang tumbuhnya tidak terlalu rapat.
  2. Jenis hewan, seperti serigala, rusa, beruang, rubah, bajing, dan burung pelatuk.
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim kontinen sedang dengan musim dingin yang keras, seperti di ujung selatan Benua Amerika, Amerika Serikat bagian Timur, kepulauan Inggris, dan Australia. Jumlah tumbuhan di bioma hutan gugur jumlahnya sedikit dan tidak terlalu rapat. Pohon-pohon yang dominan adalah pohon-pohon yang berdaun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim dingin, ketika suhu yang ada terlalu rendah untuk melakukan fotosintesis dan kehilangan air melalui transpirasi tidak dengan mudah digantikan dari tanah yang beku. Curah hujan di daerah ini berkisar antara 750 mm - 1.000 mm. daerah ini mempunyai 4 musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Hewan-hewan banyak tetapi aktivitasnya bermusim.



Gambar 8. Bioma hutan gugur (Wikimedia Commons)
e. Bioma Taiga

Ciri-ciri bioma taiga adalah :
  1. Vegetasi yang hidup umumnya berupa tumbuhan konifer, misalnya: picea, alnus, betula, dan juniperus.
  2. Jenis hewan, misalnya moose, beruang hitam, ajag, dan marten.
Bioma taiga terdiri dari jenis-jenis konifer. Bentuk daun dari tumbuhan ini seperti jarum dan berlapis zat lilin untuk tahan terhadap kekeringan.Sebagian besar hutan taiga didominasi oleh satu atau beberapa jenis pohon. Taiga adalah bioma teristerial terbesar di atas bumi yang meluas dalam suatu wilayah yang lebar melintasi Amerika Utara bagian Utara dan Eurasia hingga perbatasan selatan tundra Arktik. Taiga mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin. Di daerah ini musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang panas sangat singkat.




f. Bioma Tundra

Ciri-ciri bioma tundra adalah :
  1. Vegetasi yang hidup umumnya berupa lumut dari jenis Sphagnum dan Lichenes (lumut kerak).
  2. Jenis hewan umumnya berbulu dan berambut tebal, seperti beruang, reider, walrus, seal, dan pinguin.
Istilah tundra bermakna dataran tanpa pepohonan. Suhu yang sangat dingin dan angin yang sangat kencang menjadi faktor penentu tidak adanya pohon dan tumbuhan tinggi lainnya di tundra Arktik dan di Alaska Tengah. Walaupun mendapatkan curah hujan yang sedikit, tetapi wilayah tundra tetap membeku dan tandus. Hal ini disebabkan oleh air hujan tidak dapat menembus tanah bagian bawahnya dan akan menumpuk di dalam kolam di atas bunga tanah yang dangkal selama musim panas yang pendek. Tundra menutupi luas yang sangat besar di Arktik, yaitu mencapai 20% permukaan tanah bumi. Kecepatan angin yang tinggi dan suhu yang dingin menciptakan komunitas tumbuhan yang sama, yang disebut tundra alpina. Bioma tundra terdapat hampir di seluruh Arktik dan pulau-pulau kecil dekat Antartika.


Gambar 10. Bioma tundra di Siberia (Wikimedia Commons)


2. Bioma di Air

Berdasarkan salinitasnya (kadar garamnya), habitat air (akuatif) dibedakan menjadi tiga, yaitu habitat air tawar, habitat pantai, dan habitat laut.

a. Habitat Air Tawar

Yang termasuk habitat air tawar adalah sungai, kolam, danau, dan rawa.

Ciri-ciri bioma air tawar adalah :
  1. Vegetasi yang hidup yaitu eceng gondok, teratai, dan aneka jenis alga.
  2. Jenis hewan yaitu aneka jenis ikan tawar, seperti mujair, ikan mas, gurame, dan sebagainya.
Habitat air tawar merupakan kehidupan yang terdapat di perairan tawar. Habitat air tawar kebanyakan berupa air pedalaman. Kadar garam dalam habitat ini sangat rendah sehingga sering diabaikan. Tumbuhan dan hewan telah tersesuaikan dengan air tawar.


Gambar 12. Danau, bioma air tawar (Wikimedia Commons)
Penyesuaian tumbuhan dalam air tawar berupa:
  1. terbentuknya rongga udara besar yang dipisahkan olehdiafragma yang berfungsi untuk menyimpan gas;
  2. tumbuhan air biasanya tidak terdapat rambut akar, hal ini dimaksudkan agar tumbuhan tidak menyerap air;
  3. tumbuhan air pada umumnya terapung dan bobot tumbuhan air disangga oleh airnya;
  4. tumbuhan air memiliki daun yang sangat tipis dengan kloroplas di dalam sel epidermisnya, hal ini berfungsi untuk memaksimalkan penyerapan sinar matahari untuk fotosintesis.
Tumbuhan air tawar dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
  1. jenis tumbuhan apung,
  2. jenis daun apung,
  3. jenis timbul,
  4. jenis terendam.
Sedangkan penyesuaian hewan dalam air tawar berupa:
  1. daya apung,
  2. pengaturan osmosis,
  3. pembiakan,
  4. pemencaran.
b. Habitat Laut

Habitat ini dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1) Fotik, adalah daerah yang cukup mendapat cahaya.

a) Vegetasi yang hidup pada umumnya berupa jenis rumput-rumputan.
b) Jenis hewan, misalnya aneka ragam ikan dan udang-udangan.

2) Afotik, adalah daerah yang kurang mendapat cahaya.

Di wilayah ini organisme yang hidup berupa fitoplankton dan zooplankton atau hewan-hewan yang berukuran kecil, misalnya hewan bentos. Luas lautan meliputi 70% dari luas permukaan bumi. Habitat laut berbeda dengan habitat air tawar. Hal ini dapat dibuktikan dengan tumbuhan laut. Jika ditempatkan di air tawar, maka tumbuhan tersebut akan mati, begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor yang memengaruhi organisme yang ada di laut adalah cahaya, naik turunnya suhu udara, kondisi fisik laut, dan salinitas.



Gambar 13. Habitat Laut (Wikipedia Commons)
Zat-zat padat yang terlarut dalam air laut yaitu NaCl, MgCl, MgSO4, zat-zat tersebut sangat melimpah dalam air laut. Air laut merupakan larutan penyangga dan menunjukkan ketahanan terhadap alkalinitas. Tersedianya karbon dioksida dalam jumlah yang besar untuk fotosintesis tidak pernah mengganggu keadaan air laut sebagai penyangga dan alkalitas yang rendah memungkinkan organisme hidup untuk mengambil kalsium karbonat (CaCO3) dan zat lainnya. Hal ini sering terjadi di laut panas sehingga sering ditemukan cangkang-cangkang kapur, batu karang, dan lain-lain. Air laut mengandung semua unsur kimia yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan protoplasma sehingga air laut merupakan habitat yang cocok untuk sel-sel hidup dengan syarat sel-sel tersebut disesuaikan dengan konsentrasi garamnya.

c. Habitat Pantai

Ciri-ciri bioma air tawar adalah :

1) Vegetasi yang hidup cirinya yaitu tumbuh: menjalar dengan geragih yang panjang, berakar besar, contohnya ubi, rumput angin, pandan pantai, bakung pantai, dan sebagainya.
2) Jenis hewan, misalnya ikan bandeng dan udang.

Habitat pantai merupakan habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Organisme pada pantai harus mempunyai adaptasi terhadap terpaan gelombang. Terpaan gelombang dan ombak memindahkan partikel lumpur dan pasir, dan beberapa alga besar atau tumbuhan pada habitat ini. Banyak hewan, seperti cacing dan remis pemakan suspensi serta krutasea pemangsa, membenamkan dirinya di dalam pasir atau Lumpur. Hewan di habitat ini akan mengambil makanan ketika air pasang. Sedangkan hewan lain, seperti kepiting dan burung pantai, adalah pemakan bangkai atau pemangsa organisme lain.


Gambar 14. Habitat Pantai (Wikipedia Commons)

D. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Sejarah geologi kepulauan Indonesia memengaruhi keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia. Kepulauan Indonesia secara geologi merupakan pertemuan antara lempeng Asia dan lempeng Australia. Pada zaman glasial, kedua lempengan ini merupakan suatu daratan yang bersatu dengan Asia dan Australia. Kepulauan Indonesia yang bersatu dengan Asia adalah Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan daratan ini disebut Dangkalan Sunda.

Kepulauan Indonesia yang bersatu dengan Australia adalah Papua dan daratan ini disebut Dangkalan Sahul. Sedangkan kepulauan Indonesia yang tidak termasuk lempeng Asia dan Australia adalah Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Pada saat itu hewan dapat bermigrasi dengan bebas dari Asia ke Dangkalan Sunda dan dari Australia ke Dangkalan Sahul. Begitu pula dengan tumbuhan. Tumbuhan dapat bermigrasi melalui angin atau dibawa oleh hewan.

Ketika zaman glasial berakhir, permukaan air laut bertambah sehingga banyak daratan rendah yang terendam air dan akhirnya pulau-pulau yang ada di Indonesia terpisahkan oleh air dan kepulauan Indonesia tidak bersatu lagi dengan Asia ataupun dengan Australia. Dengan berakhirnya zaman glasial, banyak flora dan fauna yang dulunya bermigrasi menjadi terisolasi. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia.


Selain karena faktor sejarah geologi, keanekaragaman flora dan fauna ditentukan juga oleh faktor perbedaan iklim yang terdiri dari unsur-unsur suhu, curah hujan, angin, dan kelembapan udara. Indonesia adalah daerah beriklim tropis, tetapi waktu terjadinya dan intensitas curah hujan di Indonesia berbeda-beda. Semakin ke barat maka intensitas curah hujan semakin besar, maka Indonesia bagian timur akan menerima curah hujan yang lebih kecil dibandingkan Indonesia bagian barat.



Gambar 15. Peta Persebaran Curah Hujan di Indonesia (Sumber: BMKG)
Berdasarkan peta penyebaran curah hujan di Indonesia, dapat dilihat perbedaan curah hujan yang ada di Indonesia. Perbedaan curah hujan ini menentukan perbedaan bioma yang ada di Indonesia. Perhatikan tabel berikut.

Tabel 1.1 Tipe Bioma di Indonesia

Bioma
Subbioma
Nama
Iklim
Nama
I. Hutan Hujan
Selalu basah sampai kering tengah tahun; 0<60,0 (tipe A,B,C): curah hujan per tahun 1300-7100 mm.
Hutan Hujan tanah kering Hutan Hujan tanah rawa (permanen atau musiman)
II. Hutan Musim
Sangat kering tengah tahun; 0 > 60,0 (tipe D-F); curah hujan per tahun 700 – 2900 mm.
Hutan Musim
III. Savana
Selalu basah sampai sangat kering tengah tahun; Q = 0-3000(tipe A – F); curah hujan per tahun 700-7.100 mm.
Sabana
IV. Padang Rumput
Selalu basah sampai sangat kering tengah tahun; Q = 0 – 300 (tipe A–F); curah hujan per tahun 700-7.100 mm.
Padang rumput iklim basah Padang rumput iklim kering


Jenis serta Persebaran Flora dan Fauna di Dunia Jenis serta Persebaran Flora dan Fauna di Dunia Reviewed by henipratiwi88 on 23:19:00 Rating: 5

No comments:

Music

2/Music/grid-big
Powered by Blogger.